"Berbahagialah karena anda sakit" Yah itulah yang seharusnya sikap seorang hamba rasakan saat ditimpa sakit dalam kehidupan ini. Lantas sebagian kita bertanya "sakit kok berbahagia?" mungkin ada diantara pembaca yang mempermasalahkan statemen di atas. dan itu hal wajar, karena pernyataan diatas memang kelihatan paradoks. Dalam pemahaman sepintas kita, sakit merupakan musibah yang tidak mengenakkan, mana mungkin kita disupport untuk berbahagia saat menghadapi kondisi yang tidak mengenakkan? Biasanya perasaan bahagia itu akan menyeruak menyelimuti hati kita, tatkala kondisi menggembirakan terpampang dihadapan kita. Itu bisa mewujud dalam bentuk lulus ujian, ketika mendapat jodoh shaleha (plus cantik jelita lagi), juga saat gaji kita naik seratus persen misalnya, atau saat diterima menjadi PNS, saat dipuji mertua sebagai menantu teladan, dan kondisi-kondisi lain yang memang kita layak untuk bersuka cita. lha kalau sakit alur berpikirnya bagaimana, kok bisa disuruh berbahagia?
Saya akan menyampaikan sebuah hadist qudsi yang isinya sungguh menakjubkan. jika kita bisa memahami hadist ini dengan baik, tentu kita akan mampu berpikir positif terhadap kondisi sakit yang sedang mendera kehidupan kita, dan kita bisa tergolong dalam kelompok orang-orang yang mampu 'mensyukuri' musibah.
Rasulullah SAW terlah bersabda:
"Sesungguhnya Allah SWT berfirman pada hari kiamat, ' Wahai anak Adam, Aku sakit. Mengapa enkau tidak menjenguk-Ku?, Anak Adam berkata, 'Bagaimana aku menjenguk-Mu, Padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?' Allah menjawab, 'Apakah engkau tidak tahu bahwa hamba-Ku si Fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya? apakah engkau tidak tahu bahwa seandainya engkau menjenguknya, niscaya akan engkau dapati Aku bersamanya?'"
Subhanallah. Allah bersama orang-orang yang sakit. bahkan, Allah mencela orang yang tidak mau menjenguk saudaranya yang sakit. inilah sebuah perhormatan agung yang disematkan Allah kepada orang sakit. jika ada orang mukmin yang sedang sakit, seolah-olah Allah juga 'ikut sakit', "Aku sakit, Mengapa engkau tidak menjenguk-Ku". Bukankah ini merupakan sebuah penghormatan, kemuliaan dan kasih sayang Allah kepada orang yang beriman yang sedang bergeletak lemah digerogoti rasa sakit? apakah kebahagian yang lebih agung daripada mendapatkan penghormatan, kemuliaan dan kasih sayang Allah? dan, orang sakit mendapatkan itu semua.
Maka, bersabarlah saat musibah sakit datang mendera, karena bisa jadi sakit yang anda alami -seberat apapun itu- justru menjadi penyebab tercurahnya kasih sayang Allah kepada Anda. dan memang, bagi orang beriman, sakit bisa menjadi ladang kebaikan yang membuahkan hasil menakjubkan, jika ia ridha dan mau bersabar menghadapi musibah atau cobaan dari Allah yang berupa sakit.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sungguh menakjubkan urusan orang beriman itu, seluruh urusannya adalah kebaikan baginya, dan hal itu tidak mungkin terjadi selain pada diri orang beriman. Jika ia mendapatkan nikmat, ia bersyukur hingga yang demikian itu adalah kebaikan baginya. jika ia mendapatkan cobaan, maka ia bersabar sehingga yang demikian itu menjadi kebaikan pula".
Untuk itu berprasangka baiklah kepada Allah. Bisa jadi, rasa sakit yang menggerogoti tubuh anda itu, adalah sejuta kenikmatan sebagai wujud kasih sayang Allah kepada orang sakit yang bersabar, yang telah dipersiapkan bagi anda. Jangan pernah terhina dengan sakit yang menghampiri anda, atau anda merasa orang yang paling sial di dunia ini akibat sakit yang anda alami. Anggaplah sakit itu sebagai 'hadiah terindah' dari Dzat Yang Maha Indah, yang Dia tak akan pernah menghendaki hamba-Nya merasa susah. sakit juga menjadi 'bonus ilahiyyah' yang patut disikapi dengan perasangka baik, agar itu menjadi penyebab tercurahnya kasi sayang Allah SWT.
Sebuah hadist dibawah ini kiranya akan membuat uraian saya ini semakin gamlang:
"Allah tidak menguji hamba-Nya yang beriman, menyangkut dirinya, hartanya, atau anaknya, kecuali untuk salah satu dari dua tujuan, yakni mungkin ia mempunyai dosa yang tidak bisa diampunkan kecuali dengan ujian ini, atau ia akan memperoleh derajat di sisi Allah yang tidak bisa dicapai kecuali dengan ujian ini".
Maka, la tahzan innallaha ma'ana. jangan pernah bersedih dengan sakit yang datang 'menindih', sesungguhnya Allah bersama orang yang sakit yang tidak terlalu tenggelam dalam rasa sedih!!
Berprasangka baiklah kepada Allah, karena Allah akan memperlakukan hamba-Nya sesuai dengan prasangkanya kepada-Nya. Jika sakit disikapi dengan prasangka baik kepada Allah, maka ia benar-benar membuahkan kebaikan. Namun, jika sakit disikapi dengan prasangka buruk kepada Allah, jangan menyalahkan siapa-siapa, jika ternyata itu benar-benar terasa pahit, mendatangkan keburukan, dan menghembuskan hawa kesengsaraan dalam hidup anda. Na'udzu billahi min dzalik.
Allahu a'lam bissawab
Manuruki @imranlahami 27 Okt 14